Tuesday, June 18, 2013

Hindari karbohidrat tengah malam


Saat begadang atau menjelang tidur di tengah malam, terkadang muncul rasa lapar. Padahal sudah makan malam. Nah, jika perut tak mau diajak kompromi, apa yang harus kita lakukan?

Menurut Pakar Gizi, Dr. dr. Darmono SS,MPH, SpGK., rasa lapar di tengah malam sebenarnya hanya merupakan sensasi manusia yang masih memiliki keinginan untuk makan. Pasalnya, jika sudah makan sekitar pukul 19.00 atau 20.00 WIB, seharusnya lambung sudah penuh dan merasa kenyang.

“Jadi, rasa lapar itu bukan karena faktor makan malam yang tidak cukup. Akan tetapi ada rasa tidak cukup usai makan makanan yang mengandung karbohidrat berlebih,” jelas pengajar ilmu gizi di Universitas Diponegoro.

Oleh karena itu, cara paling aman saat merasa lapar di tengah malam adalah minum air hangat. “Sebenarnya, minum air hangat sudah bisa menghilangkan rasa lapar,” tambah Darmono.

Bolehkah makan nasi saat perut lapar di tengah malam dan tak bisa diajak berkompromi dengan segelas air hangat?

“Tidak, karena nasi mengandung energi tinggi,” tandas Darmono. Makan nasi menjelang tidur dapat menyebabkan kegemukan dan juga bahaya diabetes. 

Jika melihat kebiasaan banyak orang, untuk mengantisipasi rasa lapar mereka mengonsumsi camilan ringan baik yang gurih maupun manis. Namun, Darmono tidak merekomendasikan itu. Kebiasaan makan camilan juga sama saja menambah energi.

Selain minum air hangat, lanjutnya, makanan yang aman dikonsumsi di malam hari hanyalah buah-buahan dan sayur-sayuran karena tidak mengandung energi.

”Makanan berserat tinggi seperti sayur-sayuran tetap baik dikonsumsi pada malam hari,” jelasnya.

Makan sayuran sebelum tidur sudah cukup membuat lambung penuh dan terasa kenyang, sehingga kita tak perlu mengonsumsi camilan yang justru menambah energi dan berimbas pada kenaikan berat badan.

Apabila terlalu sering merasa lapar di tengah malam, saran Darmono, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. “Keseimbangan positif Anda akan dihitung oleh sang dokter untuk mengetahui makanan apa dan apa yang diperbolehkan lebih spesifik,” urainya.

Jeli & Cerdas Membaca Label Makanan

Yuk,-Lebih-Jeli-&-Cerdas-Membaca-Label-Makanan
Di beberapa negara, pencantuman label gizi atau label makanan adalah hal wajib, meski ada beberapa negara yang tidak menjalankan hal tersebut.
Ada berbagai lembaga pangan di setiap negara yang menangani standar pencantuman label makanan. Di Australia ada lembaga yang di sebut FSANZ (Food Standards Australia New Zealand). Di Amerika ada FDA (Food and Drug Administration), sedangkan untuk negara-negara Eropa dinaungi oleh European Food Safety Authority disingkat EFSA.
Di Indonesia sendiri ada BPOM (badan Pengawas Obat dan Makanan) yang khusus menangani pencantuman label obat dan makanan yang beredar di Indonesia.

Apa Tujuan Pencantuman Label Informasi Gizi?

Informasi label gizi pada kemasan makanan dirancang untuk memberikan informasi tentang jumlah rata-rata energi (dalam kilojoule, kalori atau keduanya), protein, lemak, lemak jenuh, karbohidrat, gula dan natrium (komponen garam) dalam makanan, serta nutrisi lain digunakan dalam bahan makanan tersebut.
Label gizi harus disajikan dalam format standar pada semua makanan kecuali pada makanan dengan nilai gizi yang sangat sedikit (seperti air mineral), makanan yang dijual unpackaged, makanan yang dibuat dan dikemas di tempat pembelian (misalnya roti yang dijual di toko roti) dan makanan yang dikemas dalam paket yang sangat kecil.
Di Amerika Serikat, beberapa perusahaan dibebaskan dari keharusan mencantumkan label informasi nutrisi jika total penjualan produk tersebut tidak melebihi kapasitas tertentu yang ditentukan FDA, atau jika perusahaan makanan mempekerjakan kurang dari sejumlah orang.

Serving Size

Dalam sebuah label gizi biasanya dicantumkan takaran atau serving size dari setiap kemasan. Takaran ini biasanya ditulis dalam satuan gram (g) untuk makanan dan (ml) untuk cairan. Beberapa produk juga menggunakan istilah ‘rumahan’ untuk mengukur takaran saji seperti, ukuran sendok makan, sendok teh atau cup.
Informasi ‘takaran saji’ dan ‘jumlah sajian perkemasan’ adalah dua urutan teratas yang menjadi informasi penting pada kemasan makanan. Kemudian di bawahnya diikuti informasi ‘jumlah nutrisi per sajian’ mulai dari kandungan energi, lemak, protein, karbohidrat, lemak dan seterusnya.
Contoh-Nutrition-Fact Kandungan nutrisi ini pun masih di bagi lagi ke dalam jenisnya masing-masing. Contohnya energi yang masih dipecah lagi menjadi dua, yakni energi dari kalori dan energi dari lemak yang masing-masing mempunyai komposisi tersendiri.
Begitu pula dengan lemak yang terbagi atas lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Sedangkan karbohidrat biasanya terbagi menjadi dua bagian yaitu karbohidrat gula dan karbohidrat serat. Dan masih banyak lagi kandungan lain memerlukan model penulisan serupa.

Hati-Hati Membaca Label Makanan

Saat ini banyak sekali label makanan yang diberi label “kecil” untuk menunjukkan bahwa kandungan tertentu pada makanan tersebut berjumlah kecil. Biasanya orang yang sedang berdiet akan tertarik dengan pencantuman kata-kata tersebut, karena tidak khawatir badan mereka akan melar dan bertambah gemuk.
Namun, tanpa sadar mereka akan megnonsumsinya lebih banyak sehingga embel-embel yang tadinya kecil akan menjadi besar bila dikonsumsi terlalu banyak. Hasilnya, berat badan pun bisa bertambah.
Tim peneliti dari University of Michigan menguji beberapa partisipan dengan memberi mereka beberapa kemasan makanan berisi biskuit yang diberi label ‘kecil’ dan ‘besar’ kemudian para partisipan diminta untuk memilih dan memakannya sesuka mereka.
Hasilnya, partisipan melahap lebih banyak biskuit yang diberi label ‘kecil’ dalam kondisi tanpa sadar. Dari hasil ini ditarik kesimpulan bahwa orang-orang lebih mudah tertipu kerena mereka lebih percaya pada label makanan ketimbang apa yang mereka makan.
“Hanya karena berbagai label ukuran yang berbeda-beda pada satu ukuran makanan, orang-orang akan cenderung makan lebih banyak. Di saat yang bersamaan, mereka berpikir tak makan sebanyak ukuran yang sebenarnya,” ungkap penulis penelitian Aradhna Khrishna.

Cerdas Membaca Label Makanan

Berikut ini penjelasan lebih rinci tentang bagaimana cara membaca dan memahami label makanan:
Ukuran Sajian (Serving Size): Ukuran sajian akan menunjukkan ukuran porsi atau sajian yang direkomendasikan. Jika Anda tidak terbiasa mengukur atau menimbang makanan, ukurlah porsi makanan Anda sampai dengan ukuran porsi standar. Jika Anda makan lebih atau kurang dari ukuran porsi yang direkomendasikan, maka informasi pada label nutrisi harus disesuaikan untuk mengetahui jumlah nutrisi yang Anda konsumsi (misalnya, jika Anda makan 2 kali lipat dari porsi standar, semua nilai gizi harus dikalikan 2).
Kalori (Calories): Kalori menunjukkan ukuran berapa banyak energi yang Anda dapatkan dari satu porsi makanan. Ingat bahwa jumlah porsi yang Anda konsumsi menentukan jumlah kalori yang Anda makan. Misalnya, jika Anda konsumsi 2 porsi makanan, berarti Anda konsumsi kalori 2 kali lipat dari jumlah kalori per porsi yang tercantum di label nutrisi. Salah satu ukuran yang bisa Anda jadikan dasar untuk menilai suatu produk makanan itu tinggi kalori antara lain sebagai berikut:
    40 kalori = rendah
    100 kalori = sedang
    400 kalori atau lebih = tinggi
Kalori dari lemak (Calories from Fat): Kalori dari lemak menunjukkan berapa banyak kalori dari makanan yang berasal dari lemak. Setiap gram lemak bernilai 9 kalori. Tidak lebih dari 30% dari kalori Anda dalam sehari yang berasal dari lemak. Jadi sebaiknya Anda konsumsi maksimum 3 gram lemak atau 30 kalori lemak per 100 kalori makanan.
Total lemak (Total Fat): Jumlah lemak total menunjukkan berapa banyak lemak baik itu lemak baik (lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda) dan lemak buruk (lemak jenuh dan trans) dalam makanan. Optimalnya konsumsi lemak tidak lebih dari 3 gram per 100 kalori. Ketika membandingkan produk makanan, lihat jumlah lemak total, lemak jenuh dan kalorinya dalam tiap sajian. Pilihlah yang paling sedikit.
Lemak jenuh (Saturated Fat): Lemak jahat atau lemak jenuh ditemukan dalam berbagai makanan seeprti mentega, margarin, lemak dari daging sapi dan babi, susu full cream, telur, kelapa dan minyak kelapa serta makanan cepat saji. Sebaiknya hindari atau batasi makanan yang mengandung lemak jenuh. Asupan harian lemak jenis ini sebaiknya tidak lebih dari 10% dari asupan kalori Anda dalam sehari (kurang dari 1 gram per 100 kalori).
Lemak trans (Trans Fat): Lemak trans yang juga termasuk lemak jahat terbentuk selama proses memasak dan / atau pengolahan. Lemak ini cukup sering ditemukan dalam produk makanan komersial dan harus dihindari dalam diet.
Kolesterol (Cholesterol): Jumlah kolesterol menunjukkan berapa banyak kolesterol total, yang terdiri atas kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) dalam tiap sajian. Sebaiknya konsumsinya tidak lebih dari 300 mg per hari. Pilih produk yang jumlah kolesterolnya paling sedikit.
Natrium (Sodium): Jumlah natrium dalam tiap porsi. Sebaiknya konsumsinya tidak lebih dari 2.400 mg per hari. Pilih produk yang jumlah natriumnya paling sedikit.
Karbohidrat (Carbohydrate): Jumlah karbohidrat dalam makanan, termasuk karbohidrat sederhana dan gula, karbohidrat kompleks dan serat. Ketika makanan mengandung karbohidrat, akan lebih baik jika karbohidrat tersebut mengandung banyak serat.
Serat (Dietary Fiber): Berapa banyak serat dalam satu porsi. Ini ditemukan dalam karbohidrat kompleks seperti gandum dan biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Cobalah untuk konsumsi serat 20 dan 35 gram per hari. Semakin tinggi kandungan serat dari suatu produk makanan, semakin rendah kadar gulanya.
Gula (Sugar): Jumlah gram karbohidrat per porsi yang khusus terdiri dari gula. Cara terbaik adalah dengan memilih kadar gula yang paling rendah. Saat melihat total karbohidrat, semakin dekat nilai gram gula dengan nilai total gram karbohidrat, semakin sedikit seratnya, yang artinya rasa kenyang akan semakin sedikit.
Protein: Berapa gram protein dalam satu porsi. Menjaga keseimbangan protein, karbohidrat dan lemak dalam makanan sangat dianjurkan. Jika makanan yang dipilih tidak mengandung protein, coba tambahkan makanan lain yang mengandung protein.
% AKG (Daily Values): Menunjukkan persentase angka kecukupan gizi harian Anda dari produk makanan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah hal ini didasarkan pada diet 2.000 kalori. Secara umum, nilai sebesar 5% dianggap rendah dan nilai 20% dianggap tinggi.
Vitamin dan Mineral: Berapa banyak vitamin dan mineral dalam tiap porsi. Anda harus mencapai 100% untuk semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Untuk memastikan Anda mendapatkan asupan yang dibutuhkan sehari-hari, Anda bisa konsumsi multivitamin.
Jumlah yang Dianjurkan (Recommended Amounts): Jumlah harian yang direkomendasikan untuk setiap zat gizi untuk diet 2.000 kalori dan 2.500 kalori. Jika Anda perlu mengkonsumsi lebih banyak atau kurang dari 2.000 atau 2.500 kalori per hari untuk menjaga berat badan yang sehat, jumlah yang direkomendasikan untuk lemak, karbohidrat dan protein juga akan berubah.
Kalori per gram (Calories per Gram): Menunjukkan jumlah kalori yang terkandung dalam tiap makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein). Dan sebaiknya pilih makanan yang seimbang, mengandung semua nutrisi.

Trik Cerdas Menghemat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gajian memang selalu ditunggu-tunggu. Biasanya, langsung terbayang berbagai tagihan yang sudah menunggu dan harus dibayar. Alasan itulah yang biasanya membuat Anda jadi berpikir ulang untuk menghabiskan gaji bulanan. Bagaimana mungkin kita bisa menghabiskan gaji bulanan, sementara kita takut uang tersebut tidak cukup bagi keluarga?
Anda tidak akan diminta untuk menghabiskan gaji untuk hura-hura, melainkan untuk masa depan yang cerah. Ya, tentunya gaji Anda harus dihabiskan sesuai dengan kebutuhan Anda dan keluarga. Salah satu upayanya, dalam membagi gaji bulanan, adalah cermat memilah kebutuhan.
Seorang perencana keuangan Indonesia, Ahmad Gozali, berbagi pada untuk membuat budgeting gaji bulanan agar habis tanpa harus menyesal. Berikut pembagiannya:

* Pos Sosial
Coba sisihkan gaji bulanan Anda minimal sebesar 2,5 persen  untuk zakat dan maksimal 10 persen  untuk amal dan kegiatan sosial lainnya. Pos sosial ini dapat digunakan untuk membantu orang di sekeliling Anda. Misalnya, ada kerabat yang sakit, atau Anda harus membeli kado pernikahan teman Anda.

Dengan membuat pos sosial, biaya untuk kegiatan tersebut tak akan mengganggu pengeluaran rutin Anda. Bayangkan jika dalam sebulan ada empat teman yang menikah? Pasti membutuhkan biaya besar, kan.

* Pos Utang
Utang adalah salah satu pengeluaran dengan skala prioritas tinggi. Sebelum Anda membelanjakan gaji untuk hiburan atau gaya hidup, ada baiknya bayarlah hutang Anda terlebih dahulu. Poskan 30 persen  gaji bulanan Anda pada pos hutang ini, agar nantinya tidak berbunga dan hutang Anda semakin bertambah.

Buatlah daftar tagihan yang biasa Anda terima setiap bulan. Mulai dari kartu kredit, cicilan rumah, mobil dan sebagainya. Lalu sesuaikan dengan 30 persen pendapatan Anda. Dari perhitungan tadi,  berpikir ulang sebelum membeli sesuatu dengan berhutang.
* Pos Masa Depan dan Biaya Hidup
Setelah ketiga pos dengan skala prioritas utama sudah dialokasikan,  gaji bulanan Anda kepada pos yang sifatnya fleksibel atau dapat diutak-atik sesuai dengan kebutuhan. Masukkan 40 persen  dari gaji bulanan Anda untuk belanja kebutuhan sehari-hari seperti makanan, listrik, internet, telepon, rumah, bayar sekolah anak, transportasi dan iuran lainnya.

* Pos Gaya Hidup
Hiburan memang dibutuhkan untuk membuat pikiran fresh kembali setelah bekerja keras. Jadi, sebaiknya memang ada alokasi dana untuk menonton di bioskop, membeli buku baru, baju baru atau liburan bersama keluarga. Namun, pengalokasian dananya harus disesuaikan juga dengan kebutuhan lain yang lebih penting. Masukkan porsi gaji bulanan Anda sebesar 15 persen untuk pos energy boost ini

Tuesday, June 11, 2013

8 Mitos Kecantikan yang Salah

  1. Hanya Jenis Kulit Kering yang Harus Menggunakan Pelembab
Pelembab hanya akan membuat kulit berminyak Anda menjadi lebih berminyak. Pelembab membuat kulit Anda bekerja lebih keras dalam memproduksi minyak.
  1. Menyisir Rambut 100 Kali Per hari Akan Membuat Rambut Bersinar
Jangan pernah menyisir rambut Anda terlalu sering karena hanya akan membuat folikel rambut melemah dan akan menyebabkan kerusakan.
  1. Menyilangkan Kaki Sebabkan Varises
Salah. Bahkan, berdiri yang terlalu seringlah yang dapat menyebabkan varises. Jika Anda mempunyai pekerjaan yang kebanyakan aktivitasnya memaksa Anda untuk berdiri sepanjang waktu, pembuluh darah Anda bekerja keras untuk memompa darah dari kaki ke jantung Anda, sehingga menyebabkan pengumpulan darah, bengkak, dan urat biru yang akan tampak pada kaki Anda.
  1. Produk Mahal Lebih Efektif
Pada setiap kategori harga, ada banyak produk yang bagus, tapi juga ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik. Semuanya bergantung pada formula yang terkandung dalam produk dan bagaimana reaksi produk tersebut dengan kulit Anda.
  1. Jerawat Akan Hilang dengan Sendirinya Seiring Bertambahnya Usia
Ini bukan tentang usia, melainkan tentang hormon dan genetik. Tidak semua remaja memiliki masalah jerawat pada usianya. Jika Anda tidak mengalami masalah ini pada masa remaja Anda, bukan berarti di masa depan Anda akan terbebas dari tumbuhnya jerawat yang membandel.
  1. Pasta Gigi Dapat Menyingkirkan Jerawat
Memang benar, menthol yang terdapat pada pasta gigi dapat memberikan efek dingin pada jerawat. Tapi bahan-bahan pasta gigi yang lain dapat menyebabkan iritasi kulit.
  1. Produk Berbahan Dasar Natural Lebih Baik
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan produk “natural”? Hal ini sangat susah untuk ditebak. Banyak produk yang mengaku terbuat dari bahan organik atau 100% alami, tapi siapa yang tahu kebenarannya? Dan hanya karena produk yang digunakan bukan buatan manusia, bukan berarti produk tersebut tidak bisa dipercaya. Gunakanlah produk yang menurut Anda berhasil mengatasi masalah Anda.
  1. Mencukur Akan Membuat Bulu Tumbuh Kasar dan Tebal
Tidak benar. Justru tidak mencukur bulu kaki akan membuat kaki Anda terlihat liar. Bercukur tidak akan mengubah tekstur ketebalan rambut setiap individu.
Nah Beauty Lovers, semoga artikel di atas bermanfaat ya!