Wednesday, January 11, 2017

2nd Group Discussion Forum Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Daerah Aceh



Sabtu, 7 Januari 2017 Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Daerah Aceh berkerjasama dengan Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengadakan kegiatan diskusi untuk pertemuan kedua RJI Aceh. Group Discussion Forum Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Daerah Aceh ini dihadiri sekitar 60 peserta dari berbagai instansi dan lembaga yang ada di Aceh, yaitu UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala, Universitas Serambi Mekkah, STKIP Bina Bangsa Getsempena, STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Universitas Malikussaleh, Politeknik Aceh, Poliven Aceh, STAIN Meulaboh, Politeknik Negeri Lhokseumawe, STIES Banda Aceh, Natural Aceh, dan Scad Independent.
Agenda kegiatan terdiri atas: Perkenalan peserta diskusi; Pemaparan tentang Relawan Jurnal Indonesia (RJI); Sharing permasalahan tentang pengelolaan jurnal; Pembentukan pengurus RJI Daerah Aceh dan keresidenan untuk kabupaten/kota; Pendaftaran google scholar, Researcher ID, dan Orcid.
Kegiatan diskusi yang bertempat di Aula Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh bertujuan untuk silaturrahmi antar pengelola jurnal yang ada di Aceh dan sharing permasalahan dalam pengelolaan jurnal, serta pembentukan pengurus RJI Daerah Aceh.
Dari hasil diskusi diketahui berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan jurnal, antara lain jurnal yang belum mempunyai elektronik ISSN (dalam bentuk online), jurnal belum online dan berbasis Open Journal System (OJS), jurnal sudah berbasis OJS tetapi pengelolaan masih via email atau manual, pengindeksan jurnal, dan akreditasi jurnal.
Diskusi ini juga membahas tentang pembentukan pengurus Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Daerah Aceh dan Wilayah Residen untuk kota/kabupaten di Aceh. Untuk residen terbentuk delapan wilayah yaitu (1) Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang; (2) Pidie dan Pidie Jaya; (3) Bireun, Lhokseumawe, dan Aceh Utara; (4) Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang; (5) Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara; (6) Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Nagan Raya; (7) Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Subussalam; dan (8) Simeulu. Akan tetapi untuk struktur pengurus masih dalam tahap proses penyusunan dan pengajuan nama-nama pengurus.
Pada sesi kedua dilanjutkan dengan pengenalan dan pendaftaran google scholar, Researcher ID, dan Orcid. Hal ini dikarenakan sebagian peserta belum mempunyai akun tersebut. Selain itu, juga dilanjutkan dengan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi pengelola dalam pengelolaan jurnal.
Untuk memudahkan dalam pendataan jurnal, Relawan Jurnal Indonesia (RJI) sudah menyediakan formulir resmi yang digunakan untuk memetakan jurnal-jurnal di Indonesia berbasiskan Daerah/Propinsi. Oleh karena itu, setiap pengelola jurnal khususnya di Aceh diharapkan dapat mengisi formulir pemetaan jurnal melalui link: http://www.jurnalindonesia.org/pemetaan-jurnal/ Hasil pemetaan tersebut akan digunakan untuk melakukan proses pendampingan, sehingga proses pendampingan yang dilakukan oleh RJI dapat tepat sasaran. Hal ini sesuai dengan tujuan adanya RJI yaitu untuk membantu pengelola jurnal dalam mengelola jurnalnya dengan baik menuju jurnal yang bereputasi.
Selain pendataan terkait pemetaan jurnal, Relawan Jurnal Indonesia juga menyediakan formulir bagi siapa saja yang ingin menjadi reviewer, dengan link: http://www.jurnalindonesia.org/pendataan-reviewer/
Program pendampingan jurnal oleh Relawan Jurnal Indonesia terdiri atas:
1.      Pertama, jurnal yang belum online dilakukan pendampingan agar bisa segera bertransformasi menjadi jurnal yang dikelola secara online atau sudah memiliki portal e-jurnal. Mulai dari proses instalasi, migrasi, hingga upgrade Open Journal System (OJS). Relawan Jurnal Indonesia (RJI) menyiapkan sumberdaya manusia yang dibutuhkan jurnal tersebut agar bisa online.
2.      Kedua, Relawan Jurnal Indonesia (RJI) mulai melakukan pendampingan kepada para pengelola jurnal untuk mengaplikasikan proses pengelolaan jurnal secara elektronik menggunakan platform Open Journal System (OJS). Mulai dari bagaimana online submission, online review, online editorial work, online publish dan indeksasi jurnal.
3.      Ketiga, Relawan Jurnal Indonesia (RJI) melakukan pendampingan kepada jurnal-jurnal di Indonesia yang akan mengajukan akreditasi, sehingga para pengelola jurnal siap untuk mengajukan jurnalnya untuk proses akreditasi Jurnal. Persiapan akrditasi ini mulai dari bagaimana mendaftarkan jurnalnya di ARJUNA, mengisi formulir, dan mempersiapkan syarat-syarat akreditasi jurnal elektronik.
Dr. Anton Widyanto, M.Ag, Ed.S. dari Jurnal Ilmiah Islam Futura, Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry, yang membantu memfasilitasi pertemuan kedua RJI, mengatakan bahwa forum Relawan Jurnal Indonesia (RJI) sangat bermanfaat untuk saling membantu antar pengelola jurnal khususnya di Aceh dalam meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal, tanpa membeda-bedakan status dan asal jurnal. Ketua redaksi Jurnal Ilmiah Islam Futura ini juga berharap adanya keberlanjutan dari pertemuan kedua, dan peningkatan kualitas pertemuan RJI selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. (Rini Sulastri)

No comments:

Post a Comment