Nasihat Panjang Umur dari Manusia Tertua di Dunia
Apa yang harus dilakukan agar bisa menjadi orang paling tua di dunia? Besse Cooper tahu jawabannya. Centenarian (orang yg umurnya seratus tahun atau lebih) asal Amerika tersebut merayakan ulang tahunnya yang ke-116 pada Sabtu lalu, suatu pencapaian yang hanya pernah diraih oleh delapan orang.Orang tertua di dunia itu — gelar yang dia dapat sejak 2011 — merayakan ulang tahunnya bersama dengan teman dan keluarga di rumah perawatan tempat dia tinggal di Monroe, Georgia. Cooper lahir di Tennesee pada 1896, dan pindah ke Monroe untuk mencari pekerjaan sebelum Perang Dunia I. Dia tinggal di kota kecil tersebut sejak saat itu.
Jadi apa rahasia panjang umurnya? “Aku tidak mengonsumsi makanan cepat saji,” adalah salah satu tips yang diberikan Cooper kepada Guinness Book of World Records.
Apakah itu gen atau gaya hidup, kita tidak bisa membantah bahwa Cooper memberikan beberapa nasihat yang baik agar tetap panjang umur: “Aku menyelesaikan semua masalahku sendiri,” tuturnya.
Cooper bukan hanya satu-satunya centenarian yang membagikan tips agar tetap panjang umur. Di dalam buku “The Blue Zones”, pengarang Dan Buettner mengidentifikasi lima zona di dunia tempat orang hidup lebih lama secara signifikan daripada tempat lainnya: Sardinia di Italia, Okinawa di Jepang, Loma Linda di California; Semenanjung Nicoya di Kosta Rika dan Icaria di Yunani.
Buettner dengan hati-hati mempelajari apa yang dilakukan secara berbeda oleh orang paling tua di komunitas itu, dan mengumpulkan karakteristik serupa yang dimiliki populasi-populasi itu.
Rupanya, orang-orang yang paling lama hidup di dunia memiliki cara khusus dalam melakukan berbagai hal, termasuk manjaga gaya hidup yang aktif, memiliki tujuan dalam hidup, memiliki ikatan keluarga yang kuat, menjadi bagian komunitas dengan nilai religius yang kuat, mengonsumsi sedikit daging, minum sedikit tapi teratur, dan makan hanya sampai 80 persen kapasitas perut.
CBS mengadakan jajak pendapat kepada 100 centenarian pada 2008, dan menerima respon bahwa hasilnya sangat mirip dengan nilai-nilai yang ditaati oleh centenarian yang tinggal di Blue Zones. Menambahkan idealisme di “Blue Zones”, centenarian asal Amerika mengatakan bahwa tertawa dan memiliki selera humor itu penting. Demikian pula mempertahankan naluri kemandirian, dan tetap mengikuti perkembangan kejadian-kejadian aktual.
No comments:
Post a Comment