Monday, January 14, 2013

hunting foto BELFO



Talent: Dewi dan Dwi at "taman hutan" Lampriet. 6 Januari 2013

8 Pertimbangan Sebelum Menerima Tawaran Pindah Kerja


Dalam berkarier seseorang tentu ingin selalu mendapatkan yang terbaik. Karena itu tak sedikit karyawan yang masih punya kebiasaan mengirimkan lamaran walau sudah memiliki pekerjaan.
Namun ketika tawaran pindah kerja benar-benar datang, si karyawan dibuat bingung. Pindah atau bertahan?

Motivasi pindah
Sebelum melangkah ke pertimbangan lain, pikirkan dulu. Apa alasan Anda mencari pekerjaan lain? Karier yang lebih baik? Kantor yang lebih dekat? Waktu yang lebih fleksibel? Atau pekerjaan yang sesuai minat?

Pikirkan kembali apakah keinginan Anda akan terpenuhi di pekerjaan baru atau tidak. Misalnya dari lima kondisi yang Anda inginkan, berapa banyak yang bisa dipenuhi oleh si pekerjaan baru ini. Intinya, sebelum melangkah lebih jauh, pikirkan kembali alasan Anda pindah.

Pemasukan vs pengeluaran
Umumnya gaji yang ditawarkan di pekerjaan baru bisa jadi lebih baik. Tapi pikirkan kembali apakah total biaya yang dikeluarkan tetap sama atau lebih besar. Hal ini tentu bergantung pada biaya transportasi, makan, dan pengeluaran sehari-hari di tempat baru. Lalu, apakah akan ada pengeluaran rutin tambahan seperti misalnya di tempat baru Anda dituntut untuk tampil maksimal dengan make-up?

Apakah Anda perlu membeli banyak pakaian baru? Kalkulasikan semuanya secara keseluruhan dan pertimbangkan apakah pekerjaan ini benar-benar menguntungkan. Bisa jadi gaji yang ditawarkan lebih besar namun pengeluaran juga meningkat. Berhati-hati ketika memperhitungkan faktor yang satu ini.

Meningkat atau jalan di tempat?
Gaji lebih besar, belum tentu posisi baru yang ditawarkan lebih baik dari yang sekarang. Pertimbangkan seberapa besar Anda bisa mengembangkan diri di tempat yang baru. Seperti apa kantor baru memberikan kesempatan dan fasilitas bagi karyawannya untuk berkembang? Apakah ada pelatihan rutin atau pekerjaan baru ini bisa membuat Anda belajar banyak?

Apakah pekerjaan baru ini bisa semakin menajamkan kemampuan yang Anda minati dan bisa memanfaatkan bakat Anda secara maksimal. Hal tersebut tentu penting karena kemampuan Anda adalah aset Anda dalam bursa kerja. Jika perusahaan baru bisa membuat nilai jual Anda semakin meningkat, tentu bisa jadi pertimbangan positif.

Masa depan

Meramal masa depan Anda di perusahaan baru tentu merupakan pertimbangan yang penting. Bukan hanya ramalan tentang Anda, tapi juga tentang perusahaan Anda. Begitu mendapat panggilan kerja, lakukan riset secara maksimal tentang tempat kerja tersebut. Sebisa mungkin cari teman atau kerabat Anda yang juga bekerja atau pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Dapatkan gambaran secara lengkap tentang seperti apa perusahaan yang Anda lamar mulai dari budaya kerja sampai kinerja keuangan. Tentu Anda tak ingin pindah kerja ke perusahaan yang sedang krisis. Pastikan perusahaan yang Anda lamar dalam keadaan sehat dan lebih baik dari perusahaan yang sebelumnya. Kenali juga apakah bidang industri yang dilakukan perusahaan ini sedang berkembang atau mulai meredup. Bagaimana posisi perusahaan tersebut dibanding kompetitornya?

Gaji & fasilitas
Total paket yang harus Anda pertimbangkan meliputi semua pemasukan dan fasilitas yang akan Anda terima. Tentunya Anda berharap bisa mendapat yang lebih baik dari sebelumnya. Pekerja yang masih lajang dan sudah menikah tentu memiliki banyak pertimbangan yang berbeda terutama ketika berbicara tentang jaminan kesehatan dan kesejahteraan. Pada beberapa kasus bisa jadi total bulanan Anda lebih kecil namun secara total tahunan bisa lebih besar.

Buat perbandingan dan pastikan perusahaan yang baru menawarkan sesuatu yang lebih baik. Jika merasa masih belum cocok, jangan pernah ragu untuk menegosiasikan masalah ini. Jangan lupa juga pertimbangkan fasilitas dan penawaran lainnya yang disediakan, mulai dari kesehatan, fasilitas kebugaran, cuti, bonus, transportasi, komunikasi sampai fleksibilitas kerja.

Lingkungan
Sedikit banyak, faktor lingkungan yang meliputi rekan kerja, atasan, serta budaya kerja juga sebaiknya sesuai dengan ekspektasi Anda. Saat ini Anda dalam keadaan bisa memilih. Bertahan di pekerjaan lama atau pindah dan beradaptasi di pekerjaan baru. Pastikan Anda mengetahui dan sudah mencari tahu seperti apa lingkungan dan budaya kerja perusahaan yang Anda lamar. Anda bisa mencari tahu lewat internet atau lewat pengalaman kenalan Anda.

Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang besar pada kelancaran dan kenyamanan bekerja. Kenali pribadi Anda dan ketahui lingkungan kerja yang cocok dengan Anda. Ada yang suasana kerjanya formal, santai, sampai kekeluargaan. Faktor ini tak bisa disepelekan karena tentu sulit bekerja maksimal jika suasananya tidak nyaman dan kondusif.

Saatnya memutuskan
Setelah mempelajari beberapa faktor di atas, saatnya Anda memutuskan. Bertahan di kantor lama atau pindah ke kantor baru? Cara paling mudah adalah menulis daftar kekurangan dan kelebihan keduanya di atas kertas.

Ketika Anda menuliskannya, akan lebih jelas terlihat bedanya daripada hanya sekadar dibayang-bayangkan di dalam pikiran. Dalam keadaan tertulis juga akan terlihat perbedaan yang jelas di antara keduanya. Buat kategori-kategori sesuai poin di atas atau tambahkan poin lain yang Anda rasa perlu.

Insting

Selain pertimbangan secara realistis, jangan sepelekan juga insting. Biasanya saat mengunjungi calon kantor baru atau saat wawancara dengan calon rekan kerja ada perasaan atau pikiran-pikiran yang muncul. Pertimbangkan juga faktor ini.

Jika ada perasaan yang mengatakan ragu atau kurang sreg dengan pekerjaan baru ini coba perhatikan. Bicarakan kekhawatiran ini dengan orang yang Anda percaya yang bisa memberikan masukan. Apakah hal tersebut hanya perasaan atau bisa jadi memang kekhawatiran yang perlu dipertimbangkan.

Apa pun keputusan yang Anda ambil, semoga yang terbaik!

Kiat Persiapkan Diri Jelang Wawancara Kerja

Bak atlet yang mempersiapkan sebuah laga, maka wawancara kerja juga perlu persiapan sebelumnya. Asal tahu saja, hal-hal remeh termasuk kerapihan dan sikap Anda menjadi bagian dari penilaian. Karena, setidaknya sepekan sebelum wawancara, Anda harus sudah mulai menyiapkannya. 

Dalam situs Askmen.com dijelaskan kaitan psikologis ritual pra-wawancara dengan kesuksesan Anda mendapatkan pekerjaan impian. Persiapan diri sebelum wawancara dapat menaruh beberapa kekhawatiran Anda dengan  memastikan Anda siap saat hari wawancara tiba. Ini dengan asumsi, Anda sudah melakukan persiapan rutin, seperti melatih jawaban Anda atas pertanyaan Anda harapkan untuk ditanyakan dan belajar tentang perusahaan Anda yang Anda lamar.
Apa yang perlu dilakukan di luar mempersiapkan materi wawancara? Ini Dia:

Seminggu sebelumnya: pergi ke tukang cukur, dan rapikan rambut Anda
Perawatan yang baik adalah bagian kunci dari kesan yang Anda buat dalam sebuah wawancara, dan itu dimulai dengan rambut Anda. Merapikan rambut seminggu sebelum wawancara membantu Anda mengurangi stres tentang penampilan Anda; seminggu setelah bercukur rambut Anda tampak alami, tetapi masih rapi.

Sehari sebelumnya: pelajari transportasi menuju lokasi wawancara
Sehari sebelum wawancara Anda, Anda harus melakukan penjajagan perjalanan Anda ke lokasi wawancara. Ambil transportasi yang sama yang Anda akan menggunakan pada hari wawancara untuk mengukur lama perjalanan. Ini untuk memastikan Anda tak salah alamat dan memprediksi waktu agar tak telat. Atau bila Anda sudah tahu pasti lokasinya, datanglah beberapa menit lebih awal. Ingat: datang terlambat bisa membuat runyam semuanya!

Dua malam sebelumnya: siapkan pakaian Anda
Putuskan apa yang akan dikenakan sebelum hari wawancara. Pikirkan tentang perusahaan yang Anda daftar, dan pelajari apa kode pakaian mereka. Jika Anda telah ke kantor mereka sebelum, memikirkan apa yang orang lain kenakan.

Malam sebelumnya: latihan akhir
Luangkan waktu malam sebelum wawancara Anda untuk berlatih di depan cermin. Berbicara dan jawabanlah pertanyaan yang Anda berpikir Anda akan diminta untuk menjawabnya. Perhatikan suara Anda dan bahasa tubuh, dan pastikan Anda melakukan kontak mata. Jadikan ini latihan terakhir Anda

Pagi menjelang wawancara: kosongkan pikiran Anda
Menekankan tentang wawancara tidak akan membuat waktu berlalu lebih cepat, sehingga menempatkan energi Anda ke hal-hal lain. Sarapan dan lakukan hal rutin lainnya.
Lima jam sebelumnya: jangan mengonsumsi kafein
Menghindari kafein sebelum wawancara pekerjaan adalah kunci besar untuk terlihat dan merasa santai. Tubuh Anda akan memompa adrenalin selama wawancara, sehingga Anda akan tegang dan gelisah. Kopi dikhawatirkan akan memacu degup jantung menjadi lebih cepat, dan makin membuat Anda tampak gelisah.

Dua jam sebelumnya: Pergi ke kamar mandi
Ya, Anda perlu mengosongkan kandung kemih, membersihkan badan, dan ups...jangan sampai ketombe berhamburan di bahu Anda.

Saat wawancara: jadilah diri Anda
Duduk dengan rapi, kaki lurus ke depan dan bersikaplah santai, jangan tegang. Simak setiap pertanyaan, dan jawablah dengan lugas. Jadilah diri Anda.
Semoga berhasil.

Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja


Wawancara kerja berguna tidak hanya untuk menilai kemampuan Anda, tapi juga perilaku. Banyak hal harus dipersiapkan agar momen yang menentukan ini berjalan lancar. Salah satunya, mengetahui bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari.

Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen.

Kesempatan untuk menciptakan kesan pertama yang baik tak memakan lama. Menurut penelitian, 30 detik hingga empat menit pertama merupakan waktu kritis yang sangat menentukan. Nah, agar tak salah langkah saat wawancara kerja, hindarilah beberapa gerak tubuh yang bisa mengundang penafsiran negatif pada diri Anda.

Senyum palsu
Masuklah ke ruangan wawancara dengan percaya diri dan senyum yang tulus. Senyum yang terpaksa akan sangat terlihat dan membuat Anda terlihat seperti orang yang suka berpura-pura. Senyum yang tulus mengesankan Anda orang yang percaya diri, terbuka, dan nyaman dengan keadaan sekitar. Tapi hindari juga tersenyum terus-menerus yang bisa memberikan sinyal yang salah pada calon atasan Anda.

Gerakan dan posisi tangan
Gerakan tangan memegang peranan penting dalam mengekspresikan bahasa tubuh Anda. Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari. Melipat tangan di dada mengesankan Anda menjaga jarak, bersikap tertutup, atau malah terkesan bosan dengan pembicaraan ini. Mungkin saran ini sudah sering Anda dengar, tapi kenyataannya saat sedang gugup masih banyak orang melakukannya.

Menepuk-nepukkan tangan atau terus menggerakkan tangan menandakan Anda sangat gelisah. Gerakan ini secara tidak langsung juga bisa membuat orang yang mewawancarai Anda menjadi tidak nyaman dan terganggu.

Hindari juga mengetuk-ketukan tangan ke meja saat proses wawancara. Melakukan hal ini secara tidak langsung Anda mengirimkan sinyal kalau Anda bosan atau merasa lebih tahu dari si pewawancara.

Sebaiknya letakkan tangan Anda secara santai dan terbuka di posisi yang paling membuat Anda santai. Hindari terlalu banyak menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menghindari kesan yang salah.

Jabatan tangan
Saat memulai dan mengakhiri wawancara jangan lupa jabat tangan si pewawancara dan ucapkan terimakasih. Jabat tangan dengan erat namun wajar. Jangan biarkan tangan terlalu lemas atau mencengkeram terlalu keras. Jika telapak tangan Anda berkeringat, seka dahulu keringat di tangan Anda sebelum masuk ke ruang wawancara.

Menyentuh wajah
Menyentuh wajah sebaiknya dihindari saat wawancara kerja. Gerakan ini dapat menyiratkan Anda gugup atau tidak jujur terhadap pernyataan Anda.

Posisi kaki

Duduklah dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar. Salah satu yang paling sering ditemui adalah menggerak-gerakan kaki tanpa henti. Gerakan kaki ini menandakan Anda sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari ruangan.

Kontak mata & posisi duduk
Kontak mata dengan si pewawancara memang baik. Tapi terus-menerus menatap si pewawancara tanpa henti juga bisa membuat dia tidak nyaman. Ahli gerak tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup membuat Anda terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada segitiga bagian atas wajah yaitu area sekitar alis kanan-kiri dan pertengahan hidung.

Jangan terlalu sering menatap bagian bawah wajah terutama bagian mulut dan dahi yang bisa membuat si pewawancara menjadi tidak nyaman. Jika pewawancara Anda lebih dari satu, tatap mereka secara bergantian. Hindari tatapan kosong yang membuat lawan bicara Anda kurang nyaman.

Duduklah dengan posisi yang nyaman, tidak terlalu tegak maupun tidak terlalu bersandar. Condongkan tubuh sedikit (sedikit saja) ke arah pewawancara untuk menandakan Anda fokus dan antusias.

Enam Pertanyaan Penting dalam Wawancara Kerja

1. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Berikan kisaran gaji yang tepat sesuai dengan pekerjaan Anda (lihat di situs Glassdoor.com). Kemudian, berikan jumlah yang sedikit lebih tinggi dari kisaran tadi untuk memberikan ruang negosiasi.

2. Apa yang Anda kerjakan di pekerjaan sebelumnya?

Ini adalah salah satu pertanyaan yang menyebalkan, namun para pengusaha sering menanyakannya,  jadi bersiaplah. Anda dapat mengatakan bahwa perusahaan Anda sebelumnya meminta kepada Anda untuk tidak mengungkapkan informasi saat dulu Anda dipekerjakan, atau berikan saja informasi yang tidak mendetail. Mereka mungkin saja memeriksa, jadi jawab dengan dengan jujur. Itu berarti, gaji Anda saat ini seharusnya tidak mendikte masa depan Anda.

3. Apa kelebihan dan kelemahan Anda?
Jangan membuat  kelebihan sebagai kelemahan Anda. Mereka tidak akan jatuh untuk itu. Sebaliknya, berbicaralah apa adanya dan bagaimana Anda mencoba untuk memperbaikinya. Cobalah mengatakan seperti, "Saya dulu merasa gugup saat menelepon klien, tapi kemudian saya menyadari bahwa semakin sering saya melakukannya, maka akan semakin menjadi mudah." Dengan menunjukkan bahwa kelemahan Anda seolah-olah terjadi di masa lalu, (dan tunjukkan bahwa Anda peduli soal itu) itu berarti  Anda bersedia untuk berubah dan berkembang.

4. Apakah Anda dekat dengan atasan lama Anda?
Anda memiliki atasan yang mengerikan. Pewawancara tidak perlu tahu itu. Ditambah,  mengungkapkan keburukan mantan bos Anda adalah sesuatu yang berbahaya, karena  pewawancara mungkin akan merasa khawatir bila suatu saat Anda akan melakukan hal yang sama kepada mereka jika Anda ternyata diterima bekerja. Cukup katakan "ya" dan lanjutkan hal yang lain.

5. Mengapa Anda meninggalkan pekerjaan lama Anda?
Jangan pernah mengeluh atau mengkritik sesuatu yang terjadi di masa lalu di pekerjaan Anda. Cobalah katakan sesuatu seperti, "Pekerjaan lama saya tidak sesuai dengan harapan saya, dan saya ingin tantangan yang baru." Kemudian ungkapkanlah hal lainnya.

6. Bagaimana Anda mengatasi tantangan di tempat kerja?
Jangan berkata samar-samar. Berikan contoh nyata seperti, "Saya pernah diberi proyek besar di menit-menit terakhir." Kemudian jelaskan bagaimana Anda mengatasi hal tersebut (mengerjakannya hingga larut malam, meminta bantuan dari sesama karyawan, dan lain-lain) dan jelaskan hasil akhirnya.

Lima Kesalahan Wawancara Kerja yang Mudah Dihindari


    job interview 640
  • Selalu ada perasaan cemas setelah menjalani wawancara kerja. Tenang, tidak ada orang yang sempurna (dan sebagian besar pewawancara memang berharap pencari kerja tidak memberi jawaban sempurna).
Meski demikian, ada beberapa kesalahan dalam wawancara kerja yang sebenarnya dapat dengan mudah dihindari:

1. Tidak bersiap-siap
Ini mungkin kesalahan nomor satu yang paling sering dilakukan para kandidat: mereka mengikuti wawancara tanpa melakukan persiapan matang beberapa hari sebelumnya.

Mereka tidak membaca deskripsi pekerjaan dan mempelajari profil perusahaan. Mereka tidak meluangkan waktu beberapa jam untuk memikirkan jawaban yang akan diberikan, serta memikirkan kembali pengalaman dari masa lalu untuk menggambarkan keunggulan mereka.

2. Tidak mencari tahu profil pewawancara

Gambaran sekilas di LinkedIn mungkin akan memberikan Anda kewaspadaan ekstra jika misalnya pewawancara terbiasa bekerja dengan atasan yang galak, yang berarti Anda akan siap jika ditanya tentang itu dalam wawancara. Membaca sekilas profil pewawancara di situs perusahaan mungkin memberikan gambaran kepada Anda bahwa dia memiliki latar belakang dalam software yang biasa Anda gunakan saat bekerja dan mungkin Anda ditanya-tanya tentang itu.

3. Datang terlambat
Anda mungkin ingin bermain aman dengan berangkat mengikuti wawancara beberapa menit lebih awal dari yang Anda perlukan. Namun, tetap saja bisa terjebak macet dan akibatnya terlambat mengikuti wawancara.

Lebih baik menunggu satu jam daripada terlambat wawancara. Anda bisa menggunakan waktu tunggu di dalam mobil atau di kafe terdekat jika tiba lebih awal.

4. Mengenakan pakaian yang salah
Pada sebagian besar industri, Anda seharusnya mengenakan pakaian yang tepat untuk wawancara kerja. Tidak masalah jika pewawancara mengenakan pakaian yang lebih santai. Mengenakan setelan kemeja, bahkan jas, sebagai kandidat, masih merupakan gaya pakaian yang diharapkan. Namun, di samping mengenakan pakaian yang tepat, Anda juga harus memastikan terlihat rapi dan terawat.

Pakaian harus pas dengan tubuh, rambut rapi, make-up profesional dan tidak berlebihan. Rasa nyaman Anda pada pakaian juga penting. Anda pasti tidak ingin terlalu sering membenarkan kerah baju atau posisi rok.

5. Tidak siap menegosiasikan gaji
Para pencari kerja sering merasa tidak nyaman membicarakan gaji, dan hasilnya, mereka sering tidak mempersiapkan bagaimana cara menjawab pertanyaan seperti itu. Ini adalah tindakan yang merugikan untuk Anda sendiri.

Jika datang tawaran gaji dan Anda tidak siap menegosiasikannya, Anda mungkin hanya akan mendapatkan gaji yang lebih kecil. Jadi jangan hanya menyerahkannya kepada pewawancara untuk menentukan gaji Anda. Cari tahu berapa standar gaji di perusahaan itu dan berpikir sebelum menegosiasikan gaji agar Anda bisa menjawab pertanyaan tentang gaji dengan percaya diri.